Halaman

Jumat, 21 September 2012

TERNAK JANGKRIK

Budidaya ternak Jangkrik

Penyebaran Jangkrik di Indonesia merata di kota kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan. Pada awalnya kebutuhan jangkrik sangat tergantung dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mualailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternak secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota di pulau jawa.

Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan saat ini adalah Grillus Mitratus dan Grillus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Grillus Mitratus wipositornya lebih pendek disamping mempunyai garis putih pada pinggir sayap dan punggung.
Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu menghasilkan lebih dari 500 butir telur. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup kurang lebih 3 bulan, sedangkan jangkrik jantan kurang dari 3 bulan. Sedangkan produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk dibuat tepung hanya memerlukan waktu 3 bln
Sedakan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan memerlukan waktu kurang lebih 2-4 minggu.
Manfaat dari pada jangkrik antara lain ialah ; Jangkrik segar untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie . Untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan dengan udang dan lele dalam bentuk tepung. Syarat lokasi yang diinginkan hidup jangkrik; -Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. - Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.- Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berleihan.

Pedoman teknis Budidaya

Ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncana dengan matang, akan sangat merugikan usaha.Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menetapkan fasilitas fisik, merencana methode pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

Penyiapan Sarana dan Peralatan.

Karena jangkrik biasa melakukan kegiata diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakan dibawah sinar matahari, jadi letakan yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran.
Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang. daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dindang atas kandang bagian dalam  sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.
Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembaban kadang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang pasti bagi peternak.Bentuk kandang biasanya berbentu pesegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedang panjang 120-200 cm.
Kotak/kandang dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kadang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkok yang berisi air, minyak tanah atau juga vaslin
yang dilumurkan dikaki penyangga.

 Pembibitan

1. Pemilihan bibit dan calon induk.
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat ( sungut atau kaki patah)
dan umurnya 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari petrnakan. Sedangkan induk jantan diusakan dari alam bebas, karena lebih agresif. Adapun ciri-ciri indukan, induk betina dan induk jantan adalah sebagai berikut : 

a) Indukan :
Sungutnya masih panjang dan lengkap
Kedua kaki belakangnya masih lengkap
Bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
Badab dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
Pililah induk yang besar
Jangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang. 
b) Indukan Jantan:
Selalu mengeluarkan suara mengkerik.
Permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
Tidak mempunyai ovipositor di ekor.
c) Indukan betina:
Tidak mengerik
Permukaan punggung atau sayap halus.

2.Perawatan bibit dan calon induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur sepuluh hari harus benar- benar diperhatikan dan dikontrol makananya, karena pertumbuhanya sangat cepat.Sehingga kalau makananya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang penganggu, yaitu semut, tikus, cecak kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang sering diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran, dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

3) Sistem pemuliabiakan.
Sampai saat ini pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina.sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinanya mati dan telor yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

4) Reproduksi dan Perkawinan.
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi kurang lebih 80-90% apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan -ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kadang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu,dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Jangkrik biasanya meletakan telurnya dipasir atau tanah. jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10:2 agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkandari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagian dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale) .
Untuk mengambil telur yang berada dipiring pasir maka pasir disaring ayak lembut sehingga yang tersisa hanya telur jangkri saja. Kemudian telur tersebut sudah bisa diperdagangkan. Biasanya ditaruh pada kain putih basah setiap satu sendok , kemudian kain dilipat membungkus. Begitu telur jangkrik sudah bisa didestribusikan, untuk dipasarkan.
Untuk kepentingan pengembangbiakan sendiri maka telur yang ada dipiring tidak usah disaring, cukup[ dipindah serta piringnya kekandang penetasan yang telah disiapkan. Untuk menetaskan telur tersebut maka
kelembaban telur harus dijaga dengan cara menyemprot setiap hari dan dibolak balik agar jangan sampai berjamur.Selama proses ini telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari. Dalam satu kandang penetasan cukup dimasukan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar 1500-2000 butir telur.

Pemeliharaan

1.Sanitasi dan tindakan Preventif.

Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang , maka sebelum jangkrik dimasukan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terleebih dahulu dan diolesi lumpur sawah, untuk mencegah gangguan hama, maka kaki kandang masing-masing dimasukan kedalam kaleng yang berisi air.

2. Pengontrolan penyakit

Untuk pembesaran jangkrik dipilih yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat jadi sarang penyakit. kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang bash juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

3. Perawatan ternak.

Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah penting adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan(kanibal) 

4. Pemberian pakan

Anakan umur 1-10 hari diberi makan voor (makanan ayam) yang dibuat dari kacang kedelai, beras merah, dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah fase ini anakan dapat mulai diberi pakan sayuran disamping jagung muda dan gambas.

Panen

Hasil utama ; Peternak jangkrik dapat memperoleh dua hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lain.dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
Penangkapan : Telur yang sudah diletakan oleh induknya pada media pasiratau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan satu sendok teh telur yang kemudian untuk dipasarkan.


Selamat berusaha, salam damai sejahtera.

 


 

 

Tidak ada komentar: