Halaman

Senin, 25 Februari 2013

KEASAMAN TANAH

KEASAMAN TANAH

Keasaman atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion H+ dalam suatu larutan , yang berkesetimbangan dengan H- tidak terdesosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada didalam sistem. Jadi intensitas keasaman dari suatu sistem dinyatakan dengan ph dan kapasitas keasaman dinyatakan dengan takaran H+ terdesosiasi ditambah H- tidak terdesosiasi dalam sistem. Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam.

Penyebaba keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan kompleks jerapan. Kedua kation ini mempengaruhi keasaman tanah dengan cara berbeda. Perbedaan itu berkaitan dengan sumber dan watak muatan yang menjerap kation-kation itu.(Buckman dan Brady,1972)

Sumber muatan negatif  - Didalam sistem tanah terdapat duabentuk muatan negatif yaitu : a) muatan tergantung pH dan b) muatan tetap.
Muatan tergantung pH ini berwatak tidak tetap dan tergantung pH . Bila pH tanah rendah , tanah akan mempunyai muatan rendah dan bila pH tanah naik, muatan tanah meningkat. Muatan tergantung pH ini berasal dari  :  a) kelompok SiOH dan AlOH yang ada ditepi patahan dan permukaan luar lempung, dan
b) kelompok karboksil ( -COOH) dan fenol (-OH) pada koloid humus.Sedangkan muatan tetap berasosiasi dengan lempung silikat,yaitu yang berhubungan dengan penyuluhan isomorfik( penggantian anasir penyusun tanpa mengubah bangun lempung).Kation yang dijerap muatan ini dapat dipertukarkan pada setiap nilai pH.

Watak muatan negatif - Pada tanah sangat asam , anasir aluminium akan larut menjadi bentuk Al3+ dan Al(OH)3. Ion Al3+ terjerap pada kompleks jerapan dan pada saat bersamaan kation Al3+ terjerap ini berkesetimbangan dengan kation Al3+ dalam larutan.Ion Al3+ dalam larutan tanah akan memecahH2O menjadi OH- dan H+ bereaksi dengan ion Al3+ membentu Al(OH) dengan meninggalkan ion H+ yang dirangsang oleh kehadiran kation Al3+ itu adalah sebagai berikut:

Al3+ + H2O  <====>  (AlOH)2+   +   H+
(AlOH)2+ + H2O  <======>  (Al(OH)+  + H+
2n (Al (OH)2 )+ + nH2O <======> (Al2 (OH)5 )n + nH+
                                                             (polimer hidroksi - Al)
(Al22 (OH)5 )n + nH2O <=======>2(Al2 (OH)3 )n  +  nH
(Al (OH)3 )n  +  nH2O  <======>nAlO + 2H2O + nH+

Uraian diatas memperlihatkan bahwa keasaman tanah disebabkan oleh  1) Ion H+ dapat tukar yang terjerap secara elektris oleh pelikan lempung tipe 2 : 1.  2) Al dapat tukar.  3) ion-ion Al terfiksasi oleh loka-loka pertukaran  4) H dapat tukar tidak terdesosiasi dan 5) garam-garam Al larut atau asam -asam organik.

Jika suatu tanah ditempatkan dalam  l MKCL, maka 1 dan 2 akan keluar jarah tanah dan masuk sistem larutan, sehingga jumlah( 1+2 +5)disebut keasaman KCL hampir setara dengan takaran Al dapat tukar.

PENGUKURAN PH TANAH

Soil survey staff (1975) memberi batasan derajat keasaman atau kealkalian tanah atau pH tanah sebagai logaritma kepekatan ion H+ .Jika pH =7 menunjukan keadaan netral; pH = < 7  menjukan keadaan asam dan pH = > 7 menunjukan keadaan alkalis.
Pengukuran pH tanah dapat berdasar pada :
1. Metode kolorimetri , yang lazim dilakukan dilapangan dan mampu memberi gambaran akurat pH tanah lapangan secara cepat.
2. Metode elektrometrikal, yang lazim dilakukan dilaboratorium.

Metode kolorimetri  berlandaskan pada reaksi contoh tanah dengan suatu larutan indikator , kemudian membandingkan warna suspensi yang terbentuk dengan kartu warna pH baku yang sudah dikalibrasi dengan berbagai nilai pH tanah. Metode ini mampu mensidik nilai pH tanah pelikan dari 3.8sampai 9.6. Indikator pH yang dikenal saat ini adalah : bromkresol hijau ( 3.9-5.6); klorofenol merah (5.0-6.2); fenol merah (6.8-8.4)
kresol merah (7.2-8.8) dan timol biru (8.0-9.6) Ketelitian metode ini mencapai 0.2 satuan pH.

Nilai-nilai diatas memperlihatkan bahwa pada suatu kasus akan mungkin terjadi tumpang tindih nilai pH tanah. Jika hal inisampai terjadi maka perlu dilakukan pensidikan ulang dengan menggunakan dua larutan indikator bersama-sama pada contoh tanah dan kemudian membandingkannya dengan warna kartu pH di daerah tumpang tindih itu.

Metode elektrometris berdasrkan pada perhitungan daya hantar listrik sistem tanah yang diuji dan nilai itu langsung dikalibrasi dengan kepekatan ion H+ . Ketelitian metode ini mencapai 0.1 satuan pH. Perbedaan hasil pengukuran pH tanah dengan kedua metode diatas adalah sekitar 0.3 satuan pH.Pengukuran pH tanah dengan pH meter ini dapat menggunakan pelarut H2O KCL lN atau CaCl2 0.01 M.
Pengukuran pH dengan larutan pengekstrak KCL akan memberikan nilai lebih rendah 0.5-1.5 satuan pH dibanding jika menggunakan pelarut H2O . Pengekstrak CaCL2 digunakan untuk mensidik tanah organik atau tanah kaya bahan organik.
Perbandingan antara bahan pengekstrak dengan tanah berkisar 1:1 , 2.5:1 dan 5:1. Makin tinggi nisbah ini,pH tanah akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Kalau nisbah ini terlalu rendah maka singgungan antara larutan tanah demgan elektroda pH meter kurang sempurna, dan akibatnya pengukuranya kurang teliti.
Hasil pengukuran dengan pH meter sangat beragam tergantung dari ketelitian persiapan tanahyang akan disidik. Faktor yang mempengeruhi penetapan pH tanah dengan metode ini antara lain ;
1. Nisbah bahan pengekstraksi dan tanah.
2. Kandungan garam dalam larutan tanah
3. Keseimbangan CO2 atmosfer dan CO2 tanah.
Berdasarkan pensidikan dengan menggunakan bahan pengekstrak H2O batasan kisaran pH tanah dapat diperi sebagai berikut;
Sangat asam sekali             <4
Sangat asam              4.5-5.0
Asam                        5.1-5.5
Cukup asam              5.6-6.0
Agak asam                6.1-6.5
Netral                        6.6-7.3
Agak alkalin               7.4-7.8
Cukup alkalin            7.9-8.4
Sangat alkalin            8.5-9.0
Sangat alkalin sekali >9.1

CARA PENGUKURAN PH TANAH
Penetapan ph dengan petunjuk warna
1. 1gram contoh tanah halus dimasukan kedalam tabung reaksi.Tambahkan 3 ml air suling,dikocok selama 10 menit, kemudian didiamkan selama 5 menit atau sampai bahan tanahnya mengendap dan meninggalkan supernatan dengan volume cukup.
2. Supernatan dipindahkan ke piring porselin. Tambahkan indikator tetes dan diaduk. Gunakan terlebih dahulu indikator yang mempunyai selang perubahan warna rendah.
3. Cocokan warna larutan supernatan itu dengan kartu warna pH baku dan cata nilai pH tanahnya.

Penetapan ph tanah dengan kertas ph
1. 1 gram tanah halus dimasukan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 ml air suling, kocok selama 10 menit
kemudian didiamkan selama 5 menit atau sampai bahan tanahnya menendap dan meninggalkan supernatan dengan volume cukup.
2. Supernatan dipindahkan ketabung reaksi lain. Celupkan kertas pH yang mempunyai kisaran warna tertentu . Gunakan terlebih dahulu kertas pH dengan kisaran nilai pH terendah.
3. Biarkan kertas pH itu tercelup dalam supernatan selama 1 menit, kemudian dibandingkan dengan kartu warna baku yang kisaran nilai warna pH nya sesui.
4. Cata nilai pH tanahnya.

Penetapan tanah dengan pH meter
1. 10 gram tanah halus dimasukan botol kocok dan ditambahkan 10 ml air suling ( nisbah air: tanah = 1:1)
2. Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok, kemudian diamkan selama 5 menit.
3. Ukur dengan pH meter.
4.Jika diinginkan pH KCl , air suling diganti larutan KCl lN dan jika diinginkan pH CaCl maka air suling diganti larutan CaCl 0.01 M.